Skip to main content

Biografi Pesantren Langitan Tuban Dan Pendirinya

 Pesantren  Langitan Tuban
 (berdiri tahun 1852)
KH. Muhammad  Nur (w. 1870)



   
Pesantren Langitan termasuk pesantren tua di jawa, Pesantren ini didirikan oleh KH, Muhammad Nur pada tahun 1952, pesantren ini telah berusia lebih dari satu setengah abad. Seperti Pesantren pada umumnya, pesantren Langitan mulanya hanya sebuah mushola kecil untuk mengeji anak-anak kecil kampung yang menjadi tetangga Kiai Muhammad Nur. Lambat laun jumlah mereka semakin banyak, sehingga menjadi komplek pesantren.  Lokasi pesantren ini di Dusun  Mandungan, Desa Widang , Kecamatan Widang, Kabutaen Tuban, Provinsi Jawa Timur.


Asal Nama Langitan

    Biasanya Nama  Pesantren Kuno sesuai dengan nama kampung atau désa yang menjadi lokasi pesantren tersebut. Misalnya Pesantren Tebuireng Jombang, Pesantren Lirboyo Kediri, Barangkali pesantren Langitan termasuk pengecualian dari pola umum tersebut. Seringkali seorang menduga istilah ini berasal dari kata "Langit" sehingga ada istilah "suara langit" atau "poros langitan". Kata "langit" sendiri memang memiliki kesan "spiritual" mengingat langit berada diatas dan masih menjadi rahasia hingga kini yang sulit atau mustahil terpecahkan . Langit memang terlihat, namun ia masih menjadi misteri tak terpecahkan karena berada diluar jangkauan fisik manusia atau sulit untuk dinalar. Sementara Pesantren sebagai lembaga pendidikan umat islam memang dekat dengan hal-hal mistik ysng terkadang sulit untuk dinalar, misal cerita tentang Kiai yang sakti. Meskipun itu bukan suatu hal yang mustahil bagi Allah, secara umum orang merasa ada aura mistik (kurang masuk akal) dalam cerita-cerita yang lahir dari Pesantren. Dan memang semua peristiwa harus masuk akal.

    Lalu bagaimana dengan istilah Langitan? Kata ini berasal dari dua kata "Plang" dan "Wetan" yang berarti papan nama timur. Dulu asa dua papan nama pada masa awal berdirinya Pesantren Langitan. Dan kebetulan Pesantren yang didirikan oleh Kiai Muhammad Nur ini dekat dengan papan nama tersebut. Oleh karena itu, orang-orang menyebut Pesantren ini dengan nama Pesantren Plang Wétan yang lambat laun menjadi Langitan. Perubahan bunyi ini, dari Plang Wétan menjadi Langitan mengingatkan kita dengan sekaten ( tradisi malam di Yogyakarta dan surakarta) yang dulunya berasal dari kata syahaddatain ( ucapan dua kalimat syahadah sebagai "tiket" untuk melihat acara tersebut ). Jadi, istilah Langitan tidak ada hubungannya dengan langit.

    Kebenaran kata Langitan dari Plang Wétan ini dikuatkan oleh kitab fath al-mu'in milik Kiai Ahmad Sholeh, putra Kiai Muhammad Nur yang bertuliskan Plang Wétan dalam huruf pegon ( tulisan berbahasa Jawa dengan huruf arab ). Kitab ini ditulis oleh Kiai Ahmad Sholeh dalam bentuk tulisan tangan yang diselesaikan pada selasa 29 Rabiul Akhir 1297 H.



   
Pesantren Langitan terletak kurang lebih 400 meter Selatan ibukota Kecamatan Widang atau 30 kilometer selatan ibukota Kabupaten Tuban. Pesantren ini juga berbatan dengan désa babat (termasuk wilayah Kabupaten lamongan) yan terkenal dengan kue Wingkonya ( Wingko babat ). Tak jauh dari pesantren ini terdapat bengawan Solo sungai besar dan panjang yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur . Dengan  posisi seperti itu, pesantren Langitan mudah dijangkau oleh alat transportasi.




Pendiri Pesantren Langitan

    Tidak banyak informasi mengenai Kiai Muhammad Nur , pendiri Pesantren Langitan . Informasi yang ada menyebutkan bahwa beliau adalah keturunan sworang Kiai dari Desa Tuyuhan, sebuah Desa diwilayah Rembang, Jawa Tengah . Dan jika garis silsilahnya ditelusuri ke atas akan sampai kepada Mbah Abdurrahman atau Pangeran Sambo yang makamnya dapat ditemukan di Desa Lasem, Rembang.

    Dengan berawal dari mushola kecil, pada 1852, Kiai Muhammad Nur dengan sabar mengajar sanak saudara dan tetangga dekatnya . Dan dari situlah, sedikit demi sedikit para santri berdatangan untuk berguru kepada beliau . Kiai Muhammad Nur wafat pada 1870. Sebuah sumber menyebutkan bahwa Pendiri Pesantren Langitan ini wafat pada hari senin, Jumadil Ula 1297 H . Padahal, tahun 1297 H jika diubah dalam kalender Masehi menjadi 1880. Kiai Muhammad Nur dimakamkan dikomplek Pesarehan Sunan Bejagung Lor Tuban.


Perkembangan Pesantren Langitan 

    Saat ini Pesantren Langitan memiliki area seluas 7 hektar , dengan jumlah santri yang lebih dari 5000 orang. Ribuan santri telah berhasil menyelesaikan pendidikannya di Pesantren Langitan. Dengan usia 160th, Pesantren Langitan telah mengalami beberapa kali pengasuh. Usia Pesantren ini dapat dibagi kedalam tiga periode, yaitu periode perintisan, periode pengembangan, periode pembaharuan. Periode perintisan adalah ketika Pesantren ini masih diasuh langsung oleh sang pendiri, KH. Muhammad Nur, yang mengasuh 18 tahun (1852-1870). Kemudian masa perkembangan adalah saat Pesantren ini diasuh oleh KH. Ahmad Sholeh, putra dari KH. Muhammad Nur , selama 32th (1870-1902) dan dilanjutkan oleh putra menantu, KH. Muhammad khazin selama 19th (1902-1921). Pergantian pengasuh dilakukan ketika pengasuh sebelumnya wafat.

    Setelah Kiai Muhammad Nur wafat, seperti yang disebutkan di atas dan dilanjutkan oleh KH. Ahmad Sholeh yang kurang lebih tentang informasi pendidikannya sebagai berikut. Pendidikan KH. Ahmad Sholeh berawal dari didikan ayahnya sendiri lalu belajar dengan Kiai Abdul Qadir di Pesantren Sidoresmo Surabaya. Lalu, saat menunaikan ibadah haji pada tahun 1289H/1872M . Kiai Ahmad Sholeh menyempatkan diri mengaji tabarukan kepada Syaikh Zaini Dahlan dan beberapa ulama besar lainnya di Masjidil Haram.

    Pada saat dipimpin KH. Ahmad Sholeh, Pesantren Langitan mengalami perkembangan yang pesat. Banyak Alumni Pesantren yang kemudian menjadi ulama besar, misalnya Syaikhana Muhammad Khalil Bangkalan (Pendiri Pesantren Demangan Bangkalan), Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari (Pendiri Pesantren Tebuireng Jombang), KH. Abdul Wahab Hasbullah (Pengasuh Pesantren Tambakberas Jombang ), KH. Syamsul Arifin atau Raden Ibrahim (Pendiri Pesantren Sukorejo Asembagus Situbondo ), dan masih banyak lagi.



   
Selanjutnya, Pesantren Langitan diasuh oleh KH. Muhammad Khazin menantu dari KH. Ahmad Sholeh , beliau adalah putra dari KH. Syihabuddin dari Rengek Tuban. Beliau menikahi Ning Shofiyah. KH. Muhammad Khazin merupakan alumnus Pesantren Langitan , beliau terkenal alim dan sopan.

    Pada tahun 1904, Kiai Muhammad Khazin melaksanakan ibadah haji, kesempatan ini juga digunkannya untuk berguru tabarraukan kepada Syaikh Mahfudz al-Turmusi (w. 1920) dan ulama lain di Masjidil Haram. Sepulang dari tanah suci, Pesantren Langitan digenangi air akibat dari meluapnya bengawan Solo . Karena itu KH. Muhammad Khazin memindahkan bangunan yang bersekadan dengan bengawan Solo ke arah utara sungai. Ada empat unit bangunan yang dipindahkan, yaitu Pondok Lor yang terkenal dengan Pondok Al-Maliki, Pondok Kidul yang sekarang bernama Al-Ghazali, Pondok Kulon yang kini disebut Asy-Syafi'i, Pondol Wétan yang lebih populer dengan nama Al-Hnafi. KH. Muhammad Khazin wafat pada tahun 1340H /1921M . Dan sebagaimana mertuanya, KH. Muhammad Khazin juga dimakamkan  di pemakaman umum Desa Mandungan, Kecamatan Widang , Tuban.

    Berikutnya kepengasuhan dilanjutkan dengan Kiai Abdul Hadi Zahid yang merupakan menantu KH. Muhammad Khazin . Lahir pada 1303 H/1886 M di Desa Kauman, Kecamatan Kedungpring, Kabupatèn Lamongan , Kiai Abdul Hadi merupakan putra sulung pasangan KH. Zahid dan Nyai Alimah, anak-anak lainnya ialah Mutmainah, Tasshrifah, Zainab, KH. Muhammad Rafi'i (ayah KH. Abdullah Faqih), Musfi'ah, Aisyah, Musta'inah (wafat masih kecil), KH. Ahmad Marzuqi (penerus Kiai Abdul Hadi Zahid), Hindun, dan Maryam (wafat masih kecil).

    Kiai Abdul Hadi belajar dipesantren Langitan sejak umur 11 hingga 19 tahun. Atas saran Kiai Muhammad Khazin, Kiai Abdul Hadi meneruskan belajarnya ke Pesantren Demangan Bangkalan yang diasuh oleh Syaikhana Khalil .  Di Pesantren yang disebut terakhir ini, Kiai Abdul Hadi belajar selama 3 tahun. Kiai Abdul Hadi juga pernah belajar di Pesantren Jamsaren Surakarta (solo) yang diasuh oleh KH, Idis (w. 1927).

    Kiai Abdul Hadi dipercaya sebagai Pengasuh Pesantren Langitan dalam usia 35 tahun. Meski berusia yang masih reaktif muda, Kiai Abdul Hadi terbilang sukses memimpin pesantren. Pada 1949, beliau memprakarsai berdirinya sistem madrasi (klasikal), yakni dengan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Muallimin. Madrasah baru ini denamakan Madrasah Al-Falahiyah. Beliau juga memperkenalkan pendidikan extra kulikuler seperti bahtsul masa'il, jam'iyyah muballighin, jam'iyatul qurrawal huffazh, dan lain-lain. Meski mengadakan pembaharan, Kiai Abdul Hadi juga mempertahankan sistem pengajaran lama, yaitu sorogan, banongan, dan wetonan.

beliau menjalankan apa yang selama ini di pegang oleh NU, yaitu mempertahankan nilai-nilai lama yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik (
Al-Muhfazhah 'ala Al-Qadim al-Shalih wa al-akhdz bi al-Jadi al-Ashlah). Kiai Abdul Hadi menghadap sang Khaliq  pada 9 Shafar 1327 H /5 April 1971 M.

    Kemudian, Pesantren Langitan diasuh oleh Kiai Ahmad Marzuqi Zahid dengan dibantu Kiai Abdullah Faqih , keponakannya. Kiai Ahmad Marzuqi adalah adik kandung dari Kiai Abdul Hadi zahid. Kiai Ahmad Marzuqi lahir pada Kamis pon 22 Jumadal Ula 1327 H/1909 M di kampung yang sama dengan kakaknya. Beliau adalah anak ke sembilan dari sebelas bersaudara.

    Umur 10 tahun, Kiai Ahmad Marzuqi mulai belajar ke Pesantren Langitan , yang saat itu diasuh oleh kakaknya. Sebelumnya beliau belajar kepada ayahnya sendiri (Kiai Zahid). Puluhan tahun Kiai Zahid belajar di Pesantren Langitan, kemudian beliau melanjutkan belajar ke Pesantren Tebuireng, yang ketika itu masih diasuh oleh Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari . Beliau juga mempelajari kaligrafi di bawah bimbingan kH. Basuni Blitar .

    Dengan memiliki pengalaman belajar di sejumlah pesantren dan wawasan yang luas, Kiai Ahmad Marzuqi muda dipercaya sebagai lurah pondok (pimpinan pengurus pesantren) di Langitan pada 1944. Setahun kemudian, 1945 Kiai Ahmad Marzuqi mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi Nyai Halimah, putri KH. Zaini Pambon Brondong Lamongan. Ketika menikah Kiai Ahmad Marzuqi berusia 36 tahun.

    Dari pernikahan ini, Kiai Ahmad Marzuqi dikaruniai sembilan anak, yaitu khalifah (wafat masi kecil), Muflihah (menjadi istri KH. Dimyathi Romli dari Pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang), Abdullah Munif  (surabaya), Faizah (menjadi istri KH. Sholeh badawi Langitan ), Muhammad Ali (Surabaya), Mahmudah (menjadi istri KH. Basthomi nganjuk), Nihyatus sa'adah (Madura), Shofiyah (Sumedang Jawa Barat ), Masrurah (Manyar Gresik).

    Saat Kiai Abdul Hadi mendirikan Madrasah Al-Falahiyah pada tahun 1949, Kiai Ahmad Marzuqi dipercaya sebagai kepala madrasah. Meski sibuk dengan masalah rumah tangga, Kiai Ahmad Marzuqi tidak lupa mendidik para santri, terpilihnya beliau sebagai  kepala Madrasah barangkali merupakan cara Kiai Abdul Hadi untuk menciptakan kader yang akan meneruskan kepemimpinannya si Pesantren Langitan.  Kemudian saat demokrasi pertama kali dilaksanakan pada 1955 di negeri ini, Kiai Ahmad Marzuqi terpilih sebagai anggota DPRD Tuban sari partai NU. Ini menunjukkan kepedulian Kiai Ahmad Marzuqi pda persoalan masyarakat atau negara dan kepandaian beliau mengatur waktu, antara mengurus santri dan terlibat dalam bermasyarakat.

    Selama mengasuh Pesantren Langitan bersama Kiai Abdullah Faqih, beliau telah melakukan banyak hal yaitu, membentuk pelatihan bahasa arab, kursus komputer, administrasi dan managemen, diklat jurnalistik, pertanian dan peternakan, mendirikan TK, mendirikan TPQ, dan lain-lain. Juga menyelenggarakan pengajian umum mingguan, dan pengiriman Da'i ke berbagai darah. kemudian dalam bidang ekonomi beliau mendirikan Badan Usaha Milik Pondok yaitu berupa toko induk, toko pondok, toko sayur, dan lain-lain.



   
Pada 6 Juni 1992 Nyai Halimah menghadap sang pencipta, 2 tahun kemudian , 7 April 1994 Kiai Ahmad Marzuqi menikah uuntuk kedua kalinya. Beliau menikah dengan Nyai Sholihah dari Desa Manyar , Kecamatan Sekaran, Kabupatèn Lamongan . Dan 6 tahun kemudian pada, 24 Juni 2000, Kiai Ahmad Marzuqi menghadap sang pencipta, sepeninggal beliau Pesantren Langitan diasuh oleh keponakannya, Kiai Abdullah Faqih , hingga 2012.

    Kiai Abdullah Faqih merupakan putra dari pasangan Kiai Muhammad Rafi'i dan Nyai Khadijah. Kiai Faqih mempunyai dua saudara yang bernama Khazin dan Hamim. Kiai Muhammad Rafi'i merupakan adk dari Kiai Abdul Hadi Zahid. Di usia tujuh tahun Kiai Faqih ditinggal wafat ayahnya. Lalu ibu Kiai Faqih dinikahi pamannya ini, Kiai Abdul Hadi . Maka semenjak itu Kiai Faqih kerap diarahkan oleh Kiai Abdul Hadi yang menjadi ayah tirinya.

    Dalam kartu tanda penduduk (KTP)  tertulis Kiai Faqih lahir pada 2 Mei 1932 atau 1 Muharram 1351 H. Itu merupakan tanggal perkiraan sebagai persyaratan pembuatan KTP, tanggal lahir sebenarnya tidak diketahui. Maklum saat itu pencatatan kelahiran belum sistematis atau terbiasa seperti sekarang.

    Setelah belajar ilmu dasar keislaman kepada sang ayah , Kiai Faqih belajar ke Pesantren di luar Pesantren Langitan . Namun tidak berlangsung lama , hanya selitar empat tahun. Pesantren yang menjadi tempat belajar adalah Pesantren Lasem Rembang (selama dua setengah tahun), Pesantren Senori Tuban (selama satu bulan), Pesantren Watucongol Magelang , dan lain-lain. Di Pesantren Lasem beliau berguru kepada KH. Baidhowi, KH. Ma'sum (w. 1972), KH. Fathurohman, KH. Maftuhin, KH. Mangsur, KH. Masduqi. Sementara di Pesantren Senori Beliau belajar kepada KH. Abu Fadhol. Dan di Pesantren Watucongol beliau belajar kepada KH. Nahrowi Dalhar (w. 1959).

    Kiai Faqih menikah dengan Nyai Hunainah, pudri dari Kiai Bisri. Nyai Hunainah ini masih keponakan KH. Ma'sum Lasem. Orang yang merekomendasikan untuk menikahi Nyai Hunainah ialah Kiai Ma'shum Lasem . Awalnya Kiai Faqih ragu-ragu dengan tawaran Kiai Ma'sum, kemudian beliau bertanya kepada Kiai Abdul Hadi sebagai ayah tirinya. Kiai Abdul Hadi menjawab"jangan terlalu pilih-pilih, ikuti saja nasehat kiaimu". Maka akhirnya Kiai Faqih mantap untuk menikahi Nyai Hunainah. Pasangan pengantin baru ini tinggal di Langitan, seperti pengantin pada umumnya, mereka mengalami kesulitan masalah ekonomi. Namun dengan sabar Kiai Faqih dan istrinya menghadapi ujian tersebut, hingga akhirnya segalanyadapat berubah secara perlahan.



   
Di Pesantren Langitan Kiai Faqih muda terpilih sabagailurah pondok. Kiai Faqih terkenal sebagai lurah pondok yang sangat disiplin. Tak segan-segan Kiai Faqih menghukum para santri yang melanggar aturan pesantren. Pernah Kiai Faqih memergoki beberapa santri yang keluar malam menuju Babat. Mereka akhirnya mendapat hukuman . Selain mengurus pesantren, Kiai Faqih jga berdakwah keluar dengan menjadi muballigh. Maka, Kiai Faqih sering diundang kemana-mana untuk mengisi berbagai acara. Kegiatan ini mulai beliau kurangi, bahkan beliau hentikan setelah Kiai Abdul Hadi wafat taun 1971. Sejak saat itu Kiai Faqih lebih fokus untuk mengelola pedanten.

    Kiai Faqih mengingat pesan salah satu gurunya yang mengatakan "'hidup ini pilihan, jika kamu menjadi Muballigh atau da'i, kamu akan dikenal banyak orang dan namamu akan tenar , namun kamu tidak mempunyai generasi yang meneruskan perjuanganmu. Dan jika kamu mengasuh pesantren, mengajar para santri , mungkin akan kurang terkenal, namun kamu akan mempunyai generasi yang akan melanjutkan perjuanganmu. Hidup ini adalah pilihan". Dan nampaknya Kiai Faqih lebih memilih pilihan yang kedua.

    Banyak pembaharuan yang dilakukan Kiai Faqih selama mengasuh Pesantren Langitan. Beliau membentuk empat pilar kepengurusan yang disebut Mjlis Idarah, Mjlis Nuwwab, Mjlis Tahkim dan Majlis Amn. Majlis Isarah yang mengurus kegiatan keseharian pesantren, Majlis Nuwwab adalah bagian pengurus yang menyusun aturan-aturan pesantren, Mjlis Tahkim adalah bagian pengurus yang melaksanakan sidang jika ada santri yang melakukan pelanggaran, dan Majlis Amn adalah bagian pengurus yang menangani masalah keamanan dan ketertiban pesantren. Dengan ide Kiai Faqih ini , kegiatan Pesantren Langitan menjadi lebih tertata dengan baik dan teratur. juga didirikan Madrasah al-Mujibiyah untuk santri perempuan, yang saat ini telah memiliki beberapa lembaga pendidikan formal, yaitu PAUD, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah (MA).

    Nama Kiai Faqih melambung ditingkatkan Nasional sejak era reformasi (1998). Ketika tuntutan mundur presiden Soeharto semakin kuat, Kiai Faqih bersama tokoh Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI), organisasi para pengasuh pesantren, mengeluarkan himbauan agar penguasa era Orde Baru ini rela mengundurkan diri. Kemudian , Gus Dur "dilamar" Poros Tengah yang dipimpin M. Amien Rais, agar bersedia dicalonkan sebagai Presiden RI yang ke-4, kembali nama Kiai Faqih menjadi perbincangan nasional. Saat itu Gus Dur meminta izin dan restu para Kiai yang tergabung dalam Poros Langitan yang tidak lain adalah Kiai Faqih dan Kiai sesepuh lainnya.

    Kiai Faqih wafat pada 29 Februari 2012, puluhan ribu orang hadir untuk bertakziah. Para Kiai sepuh, ulama dan tokoh nasional banyak yang hadir. Sepeninggal Kiai Faqih Pesantren Langitan diasuh oleh putranya, yaitu Kiai Ubaidillah Faqih .



Comments

Anonymous said…
Mantap

Popular posts from this blog

serial number windows 8.1 terlengkap

nih gays saya mau posting beberapa serial number milik windows 8.1 oke langsung saja dipilih mna yang kalian butuhkan Silahkan di Coba Product Key Windows 8.1 di bawah ini: Windows 8.1          M9Q9P-WNJJT-6PXPY-DWX8H-6XWKK Windows 8.1 Professional             GCRJD-8NW9H-F2CDX-CCM8D-9D6T9 Windows 8.1 N             7B9N3-D94CG-YTVHR-QBPX3-RJP64 Windows 8.1 Professional N          4NX4X-C98R3-KBR22-MGBWC-D667X Windows 8.1 Professional with Windows Media Center        789NJ-TQK6T-6XTH8-J39CJ-J8D3P Windows 8.1 Single Language           BB6NG-PQ82V-VRDPW-8XVD2-V8P66 Windows 8.1 Single Language on Emerging Markets     NCTT7-2RGK8-WMHRF-RY7YQ-JTXG3 Windows 8.1 Enterprise                  MHF9N-XY6XB-WVXMC-BTDCT-MK...

konfigurasi debian lengkap dengan gambarnya

  Assalamulikum Wr.Wb! Apa kabar Manteman, sahabatku? Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu tentang bagaimana cara konfigurasi DNS Server pada Linux Debian 5 (Lenny). Sebelum saya berlanjut ke materi diatas tentang bagaimana konfigurasi DNS Server pada Linux Debian 5 (Lenny), saya akan sedikit membahas/mengingatkan kembali tentang  apasih DNS itu, seperti apa sejarah sigkat adanya DNS itu, dan bagaimana DNS itu bekerja. Pengertian DNS Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address. Selain digunakan di Internet, DNS juga dapat di implementasikan ke private network atau intranet dimana DNS memiliki keunggulan seperti: Mudah, ...

CARA INSTALL PES 2015

Android Android Tips Apk android Game Android Harga Hp Android Blogger Make Money Tutorial Blog Trik SEO Template Blog Science Alam Mitologi Travel Otomotif Honda Kawasaki Ninja Suzuki Yamaha Kata Bijak Kata mutiara Kata Lucu Kata Romantis Komputer Travel Kuliner Tempat Wisata Hotel Home » PES » Cara Terbaru Install PES ( Pro Evolution Soccer ) 2015 di PC Cara Terbaru Install PES ( Pro Evolution Soccer ) 2015 di PC Cara Terbaru Install Game PES 2015 di Komputer - Langkah - langkah install Pro Evolution Soccer 2015 tidak sama , alias berbeda dengan pes 2013 maupun 2014 , hal itu membuat para gamers pecinta pes kesulitan dan bertanya - tanya Bagaimana sih cara untuk mengisntall pes 2015 di laptop saya , kok pes yang ini kelihatanya rada asing dan susah untuk di install. Menanggapi hal itu saya akan memberikan solusi kepada sahabat PES agar bisa memasang dan memainkan Game tersebut di...