Agama Memberikan Bekal Untuk Menyelesaikan Masalah

 



Sering kali terjadi, pada saat sesuatu yang indah tengah berjalan, dengan tatanan yang sesuai dengan harapan dan saat semua sedang terasa begitu manis. Dia datang tanpa permisi menghalangi keindahan, mengubah tatanan, meruntuhkan harapan, memberi pil pahit pada kue manis yang kita buat. Siapa sih yang tak pernah mengalami masalah, bahkan sedari kecilpun kita sudah disuguhi permasalahan yang harus kita pecahkan. Mungkin dulu hanya masalah-masalah receh, seperti mainan rusak, menemukan teman yang bersembunyi ketika petak umpet, kemudian beranjak dewasa masalah yang ditemui menjadi berbeda, seperti masalah belajar atau masalah cinta-cintaan.

Tidak lebih rumit!, masalah yang datang sekarang itu sama saja seperti masalah yang telah berlalu di masa lampau. “Kok bisa?”, karena masalah yang dulu dihadapi ialah masalah yang memang porsinya untuk kita saat itu. Untuk kita yang sekarang yang sudah tumbuh ini masalahnya tetap sama, tetap membuat kita pusing, tetap membuat emosi kita berubah-ubah, sama halnya yang terjadi dulu. Bedanya sekarang kita telah memiliki pengetahuan dari masa lalu sebagai bekal untuk menghadapi masalah yang lebih kompleks ini yang dikarenakan kitanya juga telah tumbuh menjadi lebih kompleks.

Layaknya sebuah kegiatan angkat beban!, beban yang di angkat seorang anak kecil dan orang dewasa jelas berbeda. Jika anak kecil mengangkat beban orang dewasa yang misal 25kg tentu dia tidak akan sanggup mengangkatnya. Dan juga, jika orang dewasa mengangkat beban anak kecil yang missal 2kg, tentu saja itu sangat mudah baginya, karena orang dewasa telah melalui latihan fisik untuk menemui beban seberat 25kg, sementara anak kecil belum.

Enak banget kali ya “Jika masalah manusia tidak harus bertumbuh juga, bebannya biar di 2kg terus biar manusianya jadi tak punya beban atau masalah”. Jika begitu maka kita tidak akan bertumbuh, kita hanya akan menjadi anak kecil yang berbadan besar, tanpa penguatan akal dan fisik yang selalu ditempa apakah sanggup menghadapi dunia ini?. Tentu saja tidak, mungkin kita hanya akan menjadi orang yang selalu terbawa arus kemana-mana, karena tidak mempunya cukup kekuatan dan cukup akal untuk menghadapi arus zaman.

Jadi sebaiknya bagaimana?. Tenanglah, kendalikan dirimu, dengan diri yang terkendali kita akan menemui akal sehat dan dengan ketenangan kita akan bertemu hati nurani. Karena dengan akal yang sehat dan nurani kita akan bisa berfikir jernih dan siap menghadapi masalah.

Ini diluar pengetahuan saya!, bagaimana saya bisa mengatasinya?. Bertanyalah, cari orang yang menurutmu lebih pintar dibidang masalah yang kita hadapi. Contohnya jika masalah kita pada kesehatan berarti kita bertanya pada dokter yang ahli kesehatan, jika masalah kita tidak tau cara memasak berarti kita bertanya pada chef atau koki atau ibu rumah tangga yang ahli memasak, jika masalah kita pada agama kita bisa bertanya pada ustadz atau kyai.

Pasti ada jalan keluar, cuman kita aja yang belum mampu menemukannya. فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ ۝٥ fa inna ma‘al-‘usri yusrâ (QS. Al-Insyirah Ayat 5) yang artinya : Maka, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Bahkan diulangi lagi اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ ۝٦ inna ma‘al-‘usri yusrâ (QS. Al-Insyirah Ayat 6) yang artinya : Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.Maka dari itu kita harus berusaha mencari solusi itu, dengan akal yang sehat dan nurani yang bersih akan mengantarkan kepada ilmu pengetahuan dan memecahkan masalah.

Seperti dalam beribadah atau menjalankan perintah agama, contohnya kalau dalam agama islam. Ketika hendak sholat maka kita harus berwudhu yang harus menggunakan air, tetapi jika keadaan kita tidak bisa menggunakan air atau tidak adanya air kita bisa menggantinya dengan tayamum. Pada sholatpun kita diberi ruang untuk menjalankannya sesuai dengan keadaan kita, misal kita tidak bisa berdiri kita diberi keringanan untuk menjalankannya dengan duduk, jika tidak bisa duduk kita bisa menjalankannya dengan cara tidur atau rebahan.

Jangan khawatir, solusi akan tiba jika kita menghilangkan rasa kekhawatiran dan menggunakan semua yang kita punya yaitu akal sehat, hati nurani, ilmu pengetahuan dan juga lingkungan sekitar sebagai sumber wawasan . Dan jangan lupa, ada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyediakan solusi dalam setiap masalah, tinggal kita belajar mengenalnya lebih dalam lagi dan lebih bersyukur dalam menjalani kehidupan agar tidak kacau dalam menghadapi masalah yang ada. Sekian dari saya mohon maaf jika ada tutur kata yang salah dan tak berguna, semoga dapat menambah wawasan untuk diri saya sendiri dan juga para pembaca.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar